Saya vs Opini Orang-orang

Selain tema hari keempat, tema hari kedelapan ini termasuk yang membuat saya mikir. Bukan karena mau menceritakan diri saya kepada orang-orang, karena itu tidak akan pernah penting. Saya bingung juga harus menulis apa. Perasaan hampir setiap hari saya selalu bingung mau menulis apa.

Setelah dipikir-pikir, saya akhirnya menemukan lima hal yang sekiranya bisa dibilang opini tidak benar. Sedikit bikin ngakak juga kalau mengingatnya. Entah mungkin dasarnya saya juga yang ngakakan, padahal kata teman sekelas saya ngakak kebanyakan itu tidak baik. Langsung saja, cek daftar berikut:

1.

Orang-orang yang belum mengenal saya, mereka mendapat kesan pertama bahwa saya ini anaknya pendiam nan kalem. Setiap mendengar pengakuan mereka bawaannya bikin kepengen ngakak. Apalagi mereka yang tanpa tedeng aling-aling mengatakan saya pecicilan dan petingkah.

"Ref, kamu itu tak kira pendiem loh. Eh ternyata umbrus, ya."

Saya hanya bisa cengar-cengir setiap kali ada teman yang berkata begitu dan berujung kami ngakak bersama karena sama-sama menyadari betapa sebenarnya saya berkebalikan dengan anggapan mereka itu.

2.
"Ya ampun, Ref, kamu itu suka banget ya sama motif bunga-bunga. Tasmu aja bunga-bunga semua." 

Ya Tuhan. Sungguh saya tidak bermaksud seperti itu sebenarnya. Segala harta benda saya yang motifnya bunga-bunga bukan sepenuhnya kuasa saya. Ada intervensi di dalamnya.

Mungkin saya memang suka dengan motif bunga-bunga, tapi tidak banget lah seperti yang kalian katakan. Kalian berkata seakan hanya bunga-bungalah belahan jiwa saya, kalian melupakan doi. Barang-barang saya yang motifnya bunga-bunga itu sejujurnya bukan saya yang mau, tapi saya juga nggak menolak namanya saja diberi. Sebagai penerima yang baik juga dikarenakan kebutuhan yang lebih mepet jadilah barang-barang saya banyak yang berbunga-bunga, macam hati kalau ketemu doi.

3.
"Ref, mau masuk mana habis ini? Sastra, ya?"

Ya Tuhan, ini juga. Apakah setiap penulis yang belum menempuh bangku kuliah akan selalu dianggap bahwa ia ingin masuk ke FIB? Nggak, saya nggak ingin dan nggak boleh. Sebenarnya sempat ingin juga, apalagi ketika pertama kali masuk SMA dan memutuskan jurusan mana yang mau saya ambil. Saya sempat bingung, di IPA pusing berhitung, masuk IPS isinya hafalan semua, mau masuk IBB saya bakal disemprot orang tua saya yang masih berpikiran klise tentang peluang jurusan IPA. Nggak sungguhan bingung waktu benar-benar awal, saya bingungnya waktu sudah keluar nilai semester ganjil dan menyadari betapa hancurnya itu.

Pada kenyataannya, saya justru sekarang sedang sangat ingin masuk ke teknik. Sama sekali jauh dari hal-hal berbau sastra. Yah, buat kalian teman-teman tercintaku yang menganggap orang suka sastra bakal masuk FIB, yuk tak ajak piknik. Kalian harus tahu bahwa mereka yang cinta sastra juga mencintai hal lainnya, atau bahkan sastra yang berupa selingannya. Karena semua orang butuh selingkuhan.

4.
Bagi orang-orang yang pernah makan bareng dengan saya dan tahu tentang kecepatan, porsi, dan hal lain tentang makanan saya, mereka selalu menganggap bahwa saya akan doyan semua makanan. Padahal ya nggak juga. Saya paling anti dengan timun, kacang panjang, dan saos oranye yang rasanya asam itu. Bisa ditebak setiap lauk nasi bungkus kegiatan pakai oseng kacang panjang pakai tempe dan telur mana yang akan saya makan. Jangan tanya bagaimana cara saya makan ketoprak depan sekolah kalau tidak sengaja diberi timun. Namun tetap yang rasanya paling kampret adalah saos oranye, nggak jelas dan cukup membuat kening saya mengernyit sekian detik.

5.
Opini terakhir ini yang bakal membuat saya mengernyit sejenak, lalu tertawa ngakak.

"Ref, kamu itu pernah suka sama orang nggak sih?"

Serius, respon saya pertama kali waktu diajukan pertanyaan itu langsung ngakak sebelum menjawabnya. Bagaimana nggak ngakak, sepertinya hampir semua orang pernah suka sama seseorang dalam artian semacam jatuh cinta begitu. Saya yang waktu itu posisinya sedang suka sama salah satu teman sekelas si penanya makin ngakak dan sedikit mikir: kok bisa ya dia beranggapan seperti itu tentang saya.

Yah, itu lima opini tentang saya yang sebenarnya salah dan kadang termasuk hal lucu bagi saya. Jangan sakit hati kalau saya ketawai, bagi saya itu lucu. Jangan merasa terhina, karena saya menertawakan diri sendiri yang bisa-bisanya membuat orang berasumsi seperti itu. Cukup segitu saja yang bisa saya tulis, karena itu pun membuat saya berpikir cukup keras sebagai orang yang terlalu malas memikirkan kesan orang lain kepada saya.

CONVERSATION

0 comments:

Posting Komentar

Back
to top