Sejenak Patah Hati

Sudah terlalu banyak kehilangan yang saya alami sepanjang tujuh belas tahun saya hidup. Bahkan, saya nggak sanggup mengingatnya satu-satu, memilihnya satu, dan menulisnya di sini. Antara mengingatnya hanya akan kembali melukai serta saya sudah mulai kebal dengan kehilangan. Perlahan, saya terlalu terbiasa dengan kehilangan. Melepaskan begitu mudah.

Pada akhirnya, melepaskanmu yang dulu terasa sulit terasa begitu sederhana. Luka yang pernah berdarah-darah, sekarang sudah mengering. Jangan tanya kenapa. Saya sendiri tidak mengerti. Saya hanya tahu, sekarang saya perlu melepaskanmu. Semoga saya benar-benar siap kehilanganmu lagi, setelah dulu kamu hilang dan kembali. Kalau kembali, semoga hanya singgah  mampir sejenak, bukan lagi menghuni.

Biar kaset kenangan saya denganmu tersusun di rak sana. Bersama dengan kenangan yang lain, kalau-kalau saya masih ingin mengingat betapa bahagianya meski hanya mengobrol perihal sepele denganmu sambil mengikat bilah bambu untuk miniatur dengan benang jagung. Saya tahu saya harus kehilanganmu, kamu perlu berlayar mencari rumahmu. Yang sudah jelas itu bukan saya.

Temui saya beberapa tahun lagi. Tempatnya terserah takdir. Saya yakin, entah di tempat yang sama atau sama sekali berbeda kita akan bertemu. Sekadar bertegur sapa, bukan lagi menyimpan rasa.

Mulai sekarang, saya resmi siap melepaskanmu. Kehilanganmu, dan sejenak patah hati untuk hati baru yang sudah menanti.

--
Diikutkan dalam "7 Hari Tantangan #KampusFiksi dan #BasaBasiStore".

CONVERSATION

0 comments:

Posting Komentar

Back
to top