Jejak Pesawat
![]() |
source: haikudeck.com |
Oleh : Refa Annisa
Seutas garis putih kini melintang di langit lazuardi. Kamu yang melihatnya langsung menghela napas. Jejak pesawat, dalam hati kausimpulkan apa yang dilihat oleh sepasang manik cokelatmu. Pikiranmu langsung melambung, mengingat obrolanmu dengannya yang lalu tentang jejak pesawat.
“Kamu tahu, diri kita itu seperti pesawat,” kata lelaki itu, ketika melihat garis serupa dengan apa yang juga matamu tangkap saat ini. Kamu langsung mengerutkan dahi, alis nanggal sepisan-mu saling bertautan. Dia hanya tersenyum tipis melihat reaksimu, sesuai dugaannya.
“Kenapa?” tanyamu memperjelas situasi, menyuarakan raut wajahmu.
Lelaki itu semakin melebarkan senyumnya tadi. “Karena kita harus menengok ke belakang untuk mengetahui apa perasaan itu masih ada, seperti pesawat yang harus melihat dulu untuk mengetahui dia meninggalkan jejak atau tidak.” Kamu tidak merespon apa-apa kali itu. Hanya terdiam, menyetujui meski dalam hati masih bingung. Tak berani mengatakan apa pun.
Namun, kini pada akhirnya kamu mengerti itu. Perasaan. Pesawat. Jejak. Perasaan bagaikan jejak pesawat. Dan kamu bagaikan pesawat.
Maaf, aku tidak menepati janji untuk terus mencintaimu, pikiranmu lalu melayang ke sebuah nisan dengan ukiran namanya.[]
Tulisan ini terdiri dari 169 kata dan diikutkan dalam tantangan menulis #FFOrangKedua yang diberikan oleh @KampusFiksi
0 comments:
Posting Komentar