[#1] Outside the Window - Under the Rain

#1

Outside the Window

Under the RainOleh: Refa Annisa

Mungkin hujan masih akan bertahan lama. Ia terlalu merindukan tanah, bahkan membuatnya menghitung satu sampai enam puluh terasa begitu cepat. Berkebalikan dengan Diva, yang turut menghitung satu sampai enam puluh serasa harus menghitung berkali-kali lipat banyaknya. Baginya, menunggu hujan tidak pernah menyenangkan. Apalagi seorang diri berada di antara keramaian seperti sekarang.

Gadis itu menatap ke langit asal air yang terjun bebas dari angkasa. Mereka menari seakan tidak ada lagi waktu untuk melakukannya di udara selain saat ini. Sesekali, mata Diva mengerling ke kanan kiri, mengamati orang-orang sekitar yang turut menunggu hujan reda. Ia menarik napas dalam-dalam, menghelanya keras-keras, dan kembali memperhatikan sekitarnya. Diva kembali berharap akan ada sosok Ale yang tertangkap matanya. Tawa kecil terbit di bibirnya, menyadari bahwa ia mengharapkan sosok kawan sekaligus tetangganya itu. Yang diam-diam disukainya. Yang diam-diam dikaguminya setiap detil sosok itu. Mana mungkin, ia pasti sudah pulang dengan payungnya, batinnya.

Diva kembali mengamati luncuran titik-titik air yang menari di angkasa. Bersama dengan jatuh cinta, hujan membuat kombinasi yang baik untuk memproyeksikan imaji dalam kepala gadis itu. Tak ada yang tahu mana yang lebih kuat, suara Ale ada dalam benaknya. Ale tiba-tiba datang. Pemuda itu mengajaknya pulang bersama, berlarian kecil menerobos hujan dan menghindar genangan air yang ada di mana-mana. Mereka berusaha menghindar, tapi sepertinya sia-sia. Mereka tetap membiarkan tetesan itu membasahi tubuh. Bersama, mereka melawan rindu hujan kepada tanah yang begitu kuat.

Sayang, itu hanya imajinasi Diva—entah efek samping yang mana. Diva seharusnya sadar, Ale tidak akan memanggilnya, lalu mengajaknya bersama menerobos hujan. Diva tahu, Ale tidak akan begitu padanya. Terlalu drama dan berlebihan. Apalagi mengingat Ale mungkin tidak memiliki perasaan seperti yang ia simpan itu. Singkatnya, Ale tidak bisa mewujudkan imajinasi Diva itu–

"Div, bareng yuk? Aku bawa payung."

Namun terkadang semuanya jauh lebih baik dan realistis. Walaupun tentang perasaannya masih belum ada yang tahu. Seulas senyum terulas di bibir keduanya.[]

***
cr prompt here.

CONVERSATION

1 comments:

  1. Hae, Refa! Maaf baru muncul hahaha
    CIEEE SEPAYUNG BEDUA NIIHH, aku baper :") kadang kenyataan emang ga seindah imaji tapi rasanya lebih manis hahaha
    Suka sama pembawaannya yang ringan♡ bahasanya juga apik hehe, tapi aku ngerasa ada beberapa kalimat yang ga efektif jadi kesannya berbelit-belit
    Keep writing ref!

    BalasHapus

Back
to top